Resume Buku Pengantar Ekonomi Pertanian (Mubyarto) BAB 7

BAB 7. MODAL DALAM PRODUKSI PERTANIAN

A.  Modal Uang dan Kredit

Modal adalah barang atau apapun yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan dalam arti eknomi pertanian, modal adalah barang atau uang bersama dengan faktor-faktor produksi dan tenaga kerja menghasilkan barang baru yaitu hasil pertanian. Contoh dari modal produksi pertanian diantaranya tanah, alat-alat pertanian (cangkul, bajak,dll), hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih disawah, ternak dan kandangnya, dll.

B.  Modal dan Uang

Modal adalah uang yang tidak dibelanjakan, jadi disimpan untuk kemudian diinvestasikan. Karena uang merupakan sebagai alat tukar dimana-mana maka uang dianggap merupakan alat utama untuk menciptakan modal. Modal pertanian selalu dinyatakan nilainya dalam uang misalnya sapi Rp. 25.000,-, bajak Rp. 5.000,-  dan seterusnya. Yang termasuk uang disini bukanlah hanya uang kartal atau uang kertas saja tetapi termasuk didalamnya uang giral yaitu uang yang terdapat dalam rekening di Bank.

C.  Modal dan Kredit

Kredit adalah suatu alat untuk membantu penciptaan modal. Secara ekonomi modal pertanian dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman dari luar. Oleh karena itu, kredit juga disebut modal yang berasal dari luar usaha tani. Berdasarkan jenis dan macam modal yang diterima, kredit dibagi menjadi 2, yaitu kredit investasi (Kredit yang dipakai untuk membiayai pembelian modal kerja yang tidak habis dalam suatu proses produksi) misalnya tanah, ternak, mesin pertanian dan kerdit tidak untuk investasi (Kredit modal kerja) misalnya membeli pupuk,bibit,pestisida atau untuk membayar upah tenaga kerja.

D.  Modal Sebagai Faktor Produksi

Modal adalah faktor penting produksi pertanian kedua setelah tanah. Modal dapat dibagi menjadi 2 yaitu modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (credit). Modal yang merupakan pemberian atau warisansebenarnya kedudukannya di antara modal sendiri dan modal pinjaman karena ditambahkan dari luar tapi tidak menimbulkan kewajiban-kewajiban tertentu bagi yang menerimanya. Dalam proses produksi tidak ada perbedaan apapun antara modal sendiri dan modal pinjamann, masing-masing menyumbang langsung pada produksi. Bedanya pada bunga modal yang dipinjamkan harus dibayar para kreditor untuk modal pinjaman.

E.  ModalFisik dan Modal Manusiawi

Modal fisik atau modal materialberupa bibit, alat-alat pertanian, ternak dan sebagainya. Sedangkan modal manusiawi berupa pendidikan, keterampilan, kecakapan petani, dll. Menurut T.W. Schultz, ia mengusulkan dengan tegas perbedaan antara modal manusiawi dan modal fisik. Pemisahan antara modal fisik dan manusiawi mempunyai implikasi penting dalam kebijaksanaan pembangunan pertanian. Memperbaiki cara-cara berproduksi dan pengenalan inovasi baru kepada petani merupakan investasi besar.

F.   Modal dan teknologi

Pengertian modal manusiawi berhubungan erat dengan modal dan teknologi. Disini perlu ditekankan bahwa teknologi tidak lain adalah cara-cara dan metode-metode baru yang dapat menurunkan biaya produksi dan menaikan hasil produksi. Menurut para petani, pengetahuan mengenai cara dan metode baru dapat dibagi menjadi 2 yaitu pengetahuan yang sifatnya teknis (modal fisik) dan yang sifatnya organisatoris (modal manusiawi).

G.    Kredit dalam Pertanian

Kredit tidak lain adalah modal pertanian yang diperoleh dari pinjaman. Untuk sektor pertanian, pemerintah pernah membuat kredit Bimas (Bimbingan Massal), Inmas (Intensifikasi Massal), hingga sekarang KUT (Kredit Usaha Tani) yang disalurkan beberapa KUD, dan Kupedes (Kredit Umum Pedesaan). Sedangkan dalam sektor perikanan, pemerintah juga memberikan berbagai fasilitas kredit, yaitu Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), dan juga Kredit Candak Kulak (KCK). Usaha peningatan produk perternakan juga ditempuh antara lain dengan menyediakan fasilitas kredit dan mendorong perkembangan koperasi peternakan.

Menurut Sudjanadi mengenai soal perkreditan pertanian dalam usaha intensifikasi pertanian padi sawah menyimpulkanbahwa :

a.    Pemberian kredit usahatani dengan bunga yang ringan perlu untuk memungkinkan petani melakukan inovasi-inovasi dalam usahataninya.

b.    Kredit itu harus bersifat kredit dinamis.

c.    Kredit yang diberikan merupakan bantuan modal juga perangsang untuk menerima petunjuk dan bersedia berpartisipasi dalam program peningkatan produksi.

d.   Kredit pertanian yang diberikan kepada petani bagi produksi pertanian juga untuk kebutuhan rumah tangga (Kredit konsumsi).

H.    Kredit produksi dan konsumsi

Kredit Produksi adalah seluruh pinjaman yang diperoleh petani digunaan untuk produksi pertanian, sedangkan kredit konsumsi adalah pinjaman tersebut digunakan untuk tujuan konsumsi. Dalam pertanian subsisten kegiatan produksi petani bercampur dengan kegiatan konsumsi. Karena sulitnya memisahkan antara kredit produksi dan kredit konsumsi untuk petani, maka pernah diusulkan nama kredit tani saja dan bukan kredit pertanian yang berarti bahwa kredit diberikan kepada petani yang memang dianggap memerlukan tanpa membedakan apakah petani bersifat produktif atau konsumtif.

Dengan sulitnya peminjaman kreditbagi petani yang bersifat konsumtif ke Bank maka seringkali mereka meminjam kepada petani kaya didesanya yang bunganya mencapai 50% dalam 6 bulan. Berhubungan dengan persoalan tersebut maka Sudjanadi memberikan tiga persyaratan pemberian kredit konsumsi kepada petani sebagai berkut :

a.         Barang atau jasa yang akan diperoleh dengan kredit itu memang sungguh-sungguh diperlukan.

b.         Tidak ada jalan lain yang lebih baik dan tidak dapat menunggu hingga penghasilan naik.

c.         Petani dapat mengembalikan kredit dengan cara yang tidak mengakibatkan kemerosotan taraf hidupya.

Suatu system kredit yang efisien harus didasarkan pada pengetahuan yang memadai, tidak saja mengenai hubungan social dan sikap serta pandangan hidup masyarakat petani setempat.

I.     Struktur Perkreditan Pertanian

Menurut Sudjanadi bahwa sumber kredit yang terpenting untuk petani adalah bersifat perorangan terutama family dan kenalan-kenalan petani. Kalau faktor mengenal dalam hal ini memegang peranan penting dalam transaksi kredit maka sebenarnya salah satu syarat kredit telah terpenuhi, yaitu kepercayaan. Prinsip kepercayaan di desa sangat di junjung tinggi sehingga bentuk perjanjian lebih banyak tidak diadakan secara tertulis.

J.    Macam-macam kredit perorangan

Bentuk-bentuk kredit perorangan yang masih banyak dipakai di indonesia dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

a.         Kredit dengan jaminan tanaman.

b.        Kredit dengan jaminan tanah (gadai tanah).

c.         Kredit uang atau barang yang dibyar kembali dengan uang atau barang tanpa jaminan.

Perhitungan bunga untuk kredit ini tidak mudah karena sangat banyak variasinya berhubungan dengan perbedaan macam tanaman dan adat kebiasaan setempat. Kredit ijon misalnya tidak dapat dilepaskan daro risiko kegagalan panen, kerusakan karena hama dan penyakit, pencurian atau bencana alam.

K. Lembaga-lembaga kredit

Adapun lembaga-lembaga kredit yang ada di indonesia bagi masyarakat tani dapat digolongkan sebagai berikut :

a.         Bank yang meliputi Bank Desa, Lumbung Desa dan Bank Rakyat Indonesia.

b.        Perusahaan Negara Pengadaian.

c.         Koperasi-koperasi Desa dan Koperasi Pertanian (Koperta).

L.  Bank desa dan lumbung desa

Dasar dari perkreditan pada lembaga Bank Desa dan Lumbung Desa yaitu pinjam-meminjam dengan hasil panen sebagai jaminan pengembalian pinjaman. Pada Lumbung Desa, para anggota memberikan saham berupa padi. Dengan adanya inflasi maka peranan kedua lembaga tersebut makin kurang penting.

M.     Bank Rakyat Indonesia

Bank BRI oleh pemerintah diberi tugas untuk memenuhi kebutuhan kredit petani dan golongan kecil lainnya. Bunga yang dikenakan kepada petani tergantung keperluannya dan macam tanamannya. Jaminan kredit ini berupa hasil produksi yang diharapkan dari tanah itu. Bentuk kredit biasanya diberikan dalam brntuk barang seperti pupuk, pestisida serta uang tunai untuk tambahan biaya hidup terutama selama periode penggarapan tanah. Untuk memudahkan pelayanan kredit, bank BRI mendirikan Bank Unit Desa dan Bank Unit Mobil (Bank Keliling).

N.  Pengadaian negara

Tempat penggadaian dari zaman dahulu merupakan tempat populer untuk pengambilan kredit bagi petani-petani kecil karena keluwesannya. Jaminan yang dipakai adalah barang-barang bergerak seperti sepeda,radio atau perhiasan. Barang-barang tersebut dapat dilelang oleh rumah gadai jika belum ditebus setelah jangka waktu maksimal 6 bulan. Uang pinjaman yang dapat diambil maksimum 64% dari harga barang jaminan yaitu 80% dari harga pasar barang yang bersangkutan.

O.  Koperasi

Pada suatu desa biasanya terdapat dua macam koperasi yaitu Koperasi Desa dan Koperasi Pertanian. Koperasi Desa hanya berperan sebagai penyaluran barang-barang yang didistribusikan oleh pemerintah. Misalnya, minyak tanah, gula pasir dan sebagainya. Koperasi Pertanian umunya lebih mudah dan mulai diorganisasikan bersama dengan adanya proyek Bimas yang meminjamkan kredit kepada petani peserta Bimas.