Teori Analisis Cobweb (sarang laba-laba)
Teori analisis cobweb
menjelaskan tentang siklus harga produk pertanian yang menunjukkan fluktuasi
tertentu dari musim ke musim. Penyebab dari fluktuasi tersebut yaitu adanya
reaksi yang terlambat dari pihak produsen terhadap harga. Berikut kurva dari
teori analisis cobweb :
Sumber
: Budiono (1999)
Kurva diatas
menggambarkan teori cobweb (sarang laba-laba) pada kondisi permintaan yang lebih elastis
dibandingkan penawaran. Misalnya pada musim 1 jumlah
produk yang dihasilkan (di panen) sebanyak Q1. Dengan kurva permintaan D, maka harga yang
terjadi di pasar pada musim ke 1 adalah P1. Barang-barang atau
segala sesuatu dari hasil pertanian merupakan barang non durabel (tidak
tahan lama) sehingga dengan jumlah produk sebanyak Q1 tadi harus terjual habis
pada musim itu juga dengan harga P1.
Selanjutnya, atas dasar harga yang berlaku tersebut
produsen merencanakan produksinya untuk musim ke 2 (harga P1 dianggap oleh
produsen akan tetap berlaku pada musim 2). Dengan asumsi
harga tetap produsen meningkatkan hasilnya pada musim berikutnya sebesar Q2, akibatnya
produksi hasil pertanian melimpah dan hal ini dapat menurunkan harga menjadi
P2. Begitu juga pada musim ke 3, dengan asumsi harga tetap seperti yang berlaku
pada musim ke 2 maka produsen mengurangi produksinya pada musim ke 3.
Berdasarkan hal tersebut, akibatnya produksi di pasar berkurang dan harga menjadi
naik sebesar P3. Dari asumsi harga tetap kemudian dijadikan dasar bagi rencana produksi musim ke
4, demikian seterusnya.
Apabila proses ini terus berlangsung,
fluktuasinya akan semakin mengecil dan akhirnya mencapai titik keseimbangan (equilibrium).
Pada titik tersebut, harga keseimbangannya adalah Pe dan jumlah yang diproduksi
sebanyak Qe. Pada tingkat ini terjadi kestabilan. Dalam proses tersebut tingkat
harga menunjukkan fluktuasi (naik turun) dari satu musim ke musim lainnya.
Proses ini disebut cobweb atau sarang laba-laba, hal tersebut disebabkan
gambarnya menyerupai sarang laba-laba.
Komentar
Posting Komentar