Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

5 Tepat Pemupukan

Ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Dalam istilah pemupukan hal tersebut dinamakan 5 tepat pemupukan. 5 tepat pemupukan diantaranya yaitu: 1. Tepat jenis Tepat jenis maksudnya yaitu pada saat pemupukan harus tepat dalam menentukan jenis pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman. Misalnya pada saat pemupukan tanaman padi, jika tanaman tersebut membutuhkan pupuk N maka kita harus memupuk Urea atau jika tanaman tersebut kekurangan unsur P maka perlu diberikan pupuk SP36 atau pupuk lain yang mengandung unsur P . Apabila jenis pupuk yang digunakan salah, maka akan membuat tanaman yang kita pupuk tidak akan bertambah bagus. 2. Tepat dosis Tepat dosis maksudnya yaitu pada saat pemupukan dosis yang diberikan harus tepat atau sesuai dengan kebutuhan tanaman atau yang tertera pada label. Karena pemberian dosis pupuk yang salah akan menyebabkan ketidakefisienan terhadap tanaman bahkan menyebabkan kerusakan pada tanaman. Tepat

Tabel 5 Tepat Pemupukan

 Tabel 5 Tepat Pemupukan (tepat jenis,tepat dosis,tepat waktu,tepat tempat,dan tempat cara). No. Urea SP36 KCL 1. Tepat jenis (macam) - Unsur hara apa? - Sifat-sifat pupuk apa? - Fungsinya apa? Nitrogen (N) Mudah larut Berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif dan berfungsi agar daun tidak menguning Phospor ( P) Sulit larut Berpengaruh pada pertumbuhan generatif dan berfungsi agar tanah menjadi sehat Kalium (K) Mudah larut Dapat mengokohkan tanaman 2. Tepat dosis (takaran) -Berapa per Ha? - Berapa per petak? -Berapa per tanaman atau kelompok tanaman 200 kg 20 kg 2 kg 200 kg 20 kg 2 kg 200 kg 20 kg 2 kg 3. Tepat waktu -Pagi, siang, sore? -Dasar, vegetatif, generaatif? - Sifat ada atau tidak ada tanaman? Pagi atau sore Pupuk vegetatif Saat ada tanaman yaitu 15 hst (hari setelah tanam) Pa

Resume Buku Pengantar Ekonomi Pertanian (Mubyarto) BAB 8

BAB 8. TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI PERTANIAN A.   Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi Mengenai tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usahatani kecil (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan besar pertanian karena pengertian secara ekonomis keduannya berbeda. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Mereka dapat membantu mengatur pengairan, mengangkut bibit atau pupuk ke sawah atau membantu penggarapan sawah. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang. Andaikan seorang petani mengalami kekurangan tenaga pada saat penggarapan tanah sawah maka ia dapat meminta tolong pada tetangga dan familinya dengan pengertian ia akan kembali menolongnya pada kesempatan lain. Sifat tolong-menolong ini ada pada petani di mana saja, dalam satu desa atau