Langsung ke konten utama

Postingan

METAMORFOSIS SERANGGA

METAMORFOSIS ATAU SIKLUS HIDUP SERANGGA 1.     Capung ( Anisoptera ), Ordo Odonata Ciri-ciri penting ordo ini menurut Purnomo dan Haryadi (2007) adalah aquatic nymphs (naiad), tubuh imago serangga berbentuk memanjang, mempunyai dua pasang sayap yang berukuran sama, pada umumnya berwarna terang atau metalik dan berada didkat air. Perkembangbiakan capung termasuk metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidup capung mengalami 3 tahapan yaitu telur, nimfa dan imago. a.     Fase telur : telur capung diselimuti dengan lendir sehingga terasa sangat licin saat dipegang. Telur   yang   menetas   akan   berkembang   dan   hidup   di   wilayah   dasar perairan. Larva   tersebut   bernafas   dengan   menggunakan   insang   internal. Meski   demikian,   larva   tersebut   bisa   hidup   di   daratan   dengan   durasi berjam-jam.   Telur tersebut akan berubah menjadi larva yang disebut naiad,   setelah dua hari sampai satu minggu kemudian bertransformasi menjadi nimfa. Perubahan yang me
Postingan terbaru

MITOKONDRIA

Mitokondria adalah organel sel yang berfungsi sebagai tempat respirasi sel makhluk hidup. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran atau membran rangkap, yaitu membran luar dan membran dalam. Membrane luar permukaannya halus dan membran dalam berlekuk-lekuk. Pelekukan ini disebut Krista. Pada bagian Krista terdapat enzim untuk fosforilasi oksidatif dan system transport elektron, sedangkan enzim untuk siklus kerbs dan asam lemak terdapat dalam ruang matriks.   Matriks mitokondria merupakan campuran kompleks enzim yang penting untuk sintesis molekul ATP, ribosom mitokondria, DNA mitokondria. Matriks ini mengisi bagian dalam mitokondria dalam bentuk cairan yang banyak mengandung enzim. Gambar 1. Sel Mitokondria  (Sumber:  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Animal_mitochondrion_diagram_id.svg)   Pada mitokondria terjadi 3 proses penting diantaranya yaitu derkaboksilasi oksidatif, siklus Krebs, dan transport elektron. Proses-proses ini merupakan bagian dari respirasi aerob. Proses res

Selektivitas Herbisida

Selektivitas herbisida merupakan respon atau kepekaan gulma terhadap herbisida. Selektivitas herbisida memiliki kemampuan untuk membunuh gulma tanpa mengganggu atau merusak tanaman budidaya. Berdasarkan pada derajat respon tumbuhan terhadap aplikasi herbisida (selektivitas) maka herbisida dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1.   Herbisida selektif, adalah herbisida yang   beracun untuk tumbuhan tertentu daripada tumbuhan lainnya. Secara ideal, herbisida selektif adalah herbisida yang mempu mengendalikan gulma sasaran tanpa meracuni tanaman utama. Contoh herbisida selektif adalah 2,4-D, ametrin, diuron, oksifluorfen, klomazon, dan karfentrazon. 2.    Herbisida non-selektif, adalah herbisida yang beracun bagi semua spesies tumbuhan yang ada.   Oleh karena itu, herbisida jenis ini diaplikasikan pada saat   tidak ada tanaman utama yang sengaja dibudidayakan. Herbisida yang masuk dalam golongan ini antara lain glifosat, sulfosat dan paraquat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi selektivi

KRISIS AHLI TAKSONOMI DI INDONESIA

Indonesia kaya akan sumberdaya baik flora maupun fauna. Jumlah kekayaan dan keragaman sumberdayanya tak terkira. Beragam organisme (tanaman dan hewan) tersebar diberbagai pulau Indonesia. Secara kasat mata, beberapa ada yang memiliki kesamaan dari karakteristik bentuk dan warna, namun ada pula yang hanya terdapat sedikit perbedaannya. Penamaan organisme di berbagai daerahpun juga berbeda-beda (nama lokal). Hal inilah membuat para pakar biologi menggunakan nama latin yang mengikuti aturan tata nama binomial yang telah dicetuskan oleh Carolus Linneaus. Penamaan tersebut lebih memudahkan semua pihak untuk mengenali dan menyebut suatu organisme dengan satu nama.      Bicara mengenai tata nama binomial, tidak jauh dengan istilah taksonomi. Taksonomi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi dan sistematika makhluk hidup. Ilmu ini mencakup beberapa hal yaitu penamaan, pengelompokkan dan perincian dari makhluk hidup berdasarkan persamaan dan juga perbedaannya. Adapun taksonom

Pembuatan Media Untuk Mikroba

Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya. Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan mikroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Maftuhah dkk, 2014). Media untuk pertumbuhan mikroba ada beberapa macam diantaranya yaitu media Tauge Sukrose Agar (TSA), Potato Sukrose Agar (PSA) dan Nutrient Agar (NA). Setiap jenis media memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Fungsi media Tauge Sukrose Agar (TSA) yaitu untuk menumbuhkan zees, jamur (khamir dan kapang). Berdasarkan fungsinya,

Inovasi Pengendalian Walang Sangit

Kombinasi Perangkap Bangkai Ketam (Yuyu) dengan Ekstrak Daun Sirsak ( Annona muricata ) Untuk Mengendalikan Hama Walang Sangit ( Leptocorisa oratorius ) Pada Tanaman Padi. BAB 1. PENDAHULUAN Walang Sangit ( Leptocorisa oratorius ) merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman padi sawah. Hama ini umumnya menyerang tanaman padi pada fase pemasakan dengan cara menghisap cairan bulir padi yang sedang mengisi sehingga menyebabkan bulir padi menjadi hampa atau pengisiannya tidak sempurna. Potensi kehilangan hasil akibat walang sangit yang mencapai 50% menjadikan hama ini menjadi sangat penting untuk dikendalikan. Pengendalian walang sangit dengan insektisida secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta lingkungan pada umumnya. Adapun pengendalian walang sangit lainnya dapat dilakukan   dengan kultur   teknis,   mekanik   fisik   (dengan   alat   perangkap   lampu,   perekat),   kimiawi dengan   bahan   penarik   atau   atraktan. Pem