Selektivitas herbisida merupakan respon
atau kepekaan gulma terhadap herbisida. Selektivitas herbisida memiliki kemampuan
untuk membunuh gulma tanpa mengganggu atau merusak tanaman budidaya. Berdasarkan
pada derajat respon tumbuhan terhadap aplikasi herbisida (selektivitas) maka
herbisida dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Herbisida
selektif, adalah herbisida yang beracun
untuk tumbuhan tertentu daripada tumbuhan lainnya. Secara ideal, herbisida
selektif adalah herbisida yang mempu mengendalikan gulma sasaran tanpa meracuni
tanaman utama. Contoh herbisida selektif adalah 2,4-D, ametrin, diuron,
oksifluorfen, klomazon, dan karfentrazon.
2. Herbisida non-selektif, adalah herbisida yang beracun bagi semua spesies tumbuhan yang ada. Oleh karena itu, herbisida jenis ini diaplikasikan pada saat tidak ada tanaman utama yang sengaja dibudidayakan. Herbisida yang masuk dalam golongan ini antara lain glifosat, sulfosat dan paraquat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi selektivitas herbisida diantaranya yaitu :
1. Faktor
fisik
a. Dosis
Selektif tidaknya suatu herbisida
tergantung juga takaran dosis herbisida yang digunakan. Semakin tinggi takaran dosis
herbisida yang digunakan maka akan semakin berkurang selektivitasnya.
b. Formulasi
Formulasi yang digunakan berpengaruh
terhadap selektivitas herbisida. Formulasi cair harus dicampurkan dengan
larutan sehingga toksisitasnya tidak terlalu tinggi.
c. Penempatan
Penempata herbisida harus tepat pada
sasarannya (gulma) sehingga tidak mempengaruhi tanaman budidaya. Selain itu,
penempatan herbisida dalam tanah lebih mudah diserap oleh tanaman. Penempatan
herbisida dalam tanah dapat dilakukan dengan penyuntikkan (in corporated).
d. Bahan
pelindung
Adanya
bahan pelindung atau lapisan tertentu pada tumbuhan yang mampu menahan
herbisida sehingga tidak bisa mencapai bagian tumbuhan yang peka seperti
lapisan lilin, lignin, trichoma atau bulu-bulu daun dan lain-lain. Epidermis
tumbuhan dengan berlapis-lapis keping lilinnya menyebabkan tetes sembur atau
droplet herbisida sukar menetap pada muka daun. Selain itu, apabila muka daun
banyak memiliki trichoma tau berbulu banyak maka tetes sembur atau droplet
herbisida juga sukar menetap pada permukaan daun. Hal ini mengakibatkan tingkat
selektivitas herbisida rendah.
e. Umur
Umur gulma yang lebih muda memiliki
kemampuan herbisida lebih selektif dalam membunuhnya. Semakin tua umur tumbuhan
maka lapisan tertentu pada tumbuhan yang mampu menahan herbisida semakin tebal.
Sebaliknya, semakin muda umur tumbuhan maka lapisan tertentu pada tumbuhan yang
mampu menahan herbisida semakin tipis. Tumbuhan yang muda mudah di kendalikan dibandingkan dengan tumbuhan
yang sudah tua. Contoh kasusnya adalah lapisan kayu atau lignin pada pohon
dewasa, sehingga herbisida yang non-selektif sekali pun dapat digunakan untuk
mengendalikan gulma pada tanaman perkebunan yang sudah berkayu.
2. Faktor
biologis
a. Morfologi
Daun yang mendatar cenderung untuk menerima
herbisida lebih banyak dari pada daun yang tegak atau daun yang terkulai. Daun
yang tegak memungkinkan herbisida dihanyutkan oleh hujan gerimis ke titik
tumbuhnya sedangkan daun yang terkulai terbebas dari keracunan oleh karena
adanya hujan gerimis.
b. Fisiologi
Selektivitas
fisiologis dapat dikatakan selektivitas bawaan bahan aktif herbisida tersebut
dalam memilih tumbuhan sasarannya yang akan dibunuh. Suatu tanaman dapat
mengubah bahan aktif herbisida (dalam takaran tertentu) menjadi bahan yang
tidak meracuni tanaman tersebut. Contoh kasusnya adalah atrazin pada tanaman
jagung, dimana tanaman ini mampu mendetoksifikasi atrazin sehingga tidak
beracun bagi jagung.
c. Metabolisme
Kecepatan reaksi herbisida dalam jaringan
gulma dapat mempengaruhi prosesmetabolisme gulma tersebut.
3. Faktor
fisiologis
a. Absorpsi
herbisida
Semakin cepat absorpsi herbisida pada
tanaman maka semakin cepat herbisida tersebut dalam membunuh gulma. Absorpsi
berkaitan dengan kosentrasi, dosis dan umur tanaman.
b. Translokasi
Herbisida kontak akan mengalami perpindahan
bila disebabkan oleh hembusan angin.
c. Inaktivasi
herbisida
Titik jenuh herbisida untuk tidak bereaksi
kembali dalam membunuh gulma.
Komentar
Posting Komentar