Kegiatan pertanian
tidak pernah lepas dari aktivitas pemupukan. Pupuk yang sering digunakan oleh
petani yaitu pupuk Urea, NPK, dan ZA. Ketiga jenis pupuk tersebut mengandung
unsur nitrogen. Unsur nitrogen sendiri merupakan unsur essensial yang
dibutuhkan oleh tanaman. Nitrogen memiliki peran yang penting bagi tanaman
diantaranya yaitu untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman
(daun, batang dan akar), pembentukan klorofil, membentuk protein, lemak dan
berbagai persenyawaan organik. Menurut Jana dkk (2014), pencemaran
oleh pupuk nitrogen dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air.
Nitrat (NO3-)
merupakan ion anorganik alami yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Nitrat
adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama
bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan
bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa
nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia
menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan
berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh
bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan
oleh bakteri Nitrobacter.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pencemaran nitrat pada air yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah nitrogen dalam air. Berikut merupakan data yang memaparkan kandungan
nitrat dan ion-ion lainnya yang terdapat pada beberapa sumber air di Sub DAS.
Tabel
1. Kadar nitrat, amonium, dan sulfat air
serta standar deviasinya dari berbagai
sumber air di Sub DAS Citarik dan DAS Kaligarang
(Sumber : Nursyamsi
dkk, 2000)
Tabel 2. Pembagian
nilai konsentrasi nitrat aktual berdasarkan kandungan nitrat yang dibutuhkan
Konsentrasi Nitrat
|
Kelas Pencemaran
|
Kriteria Pencemaran
|
0 - < 5
|
I
|
Rendah
|
5 - 10
|
II
|
Sedang
|
> 10
|
III
|
Tinggi
|
(Sumber : Widodo.,
2008)
Berdasarkan contoh data
kadar nitrat dan ion lainnya dari berbagai sumber air di Sub DAS diatas (Tabel
1) jika di kaitkan dengan parameter nilai konsentrasi nitrat aktual (Tabel 2)
menunjukkan bahwa kandungan nitrat pada Sub DAS Citarik kandungan nitrat tertinggi
terdapat pada sumur di sekitar tegalan yaitu sebesar 10,31 ± 12,44 mg/L jadi
kelas pencemarannya masuk pada kelas pencemaran ke III yang berarti bahwa
kriteria pencemarannya tinggi. Begitupun pada kandungan nitrat pada Sub DAS
Kaligarang tingkat nitrat tertinggi berada pada sumur di sekitar tegalan juga
yaitu sebesar 26,48 ± 26,87 mg/L. Hal tersebut membuktikan bahwa sumur di
sekitar tegalan menjadi sumber nitrat tertinggi diantara sumur sekitar lahan
pertanian lainnya. Kesesuaian potensi
pencemaran air dan potensi pencemaran air aktual keduanya saling berkaitan,
saling mempengaruhi, sama-sama mempelajari tentang potensi pencemaran nitrat
terhadap air tanah.
Bahaya nitrat terhadap pencemaran air
Nitrat secara langsung
diasimilasi oleh tanaman, tetapi bentuk ini bersifat lebih mudah tercuci ( leaching
) dibandingkan dengan amonium. Proses tercucinya nitrat menyebabkan bentuk ini
berada diluar jangkauan akar tanaman. Nitrat yang tercuci ini mengikuti aliran
air, yang pada ahirnya akan menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pada
air. Bila terjadi hujan lebat, air akan membawa nitrat dari tanah masuk ke
dalam aliran sungai, danau, dan waduk. Selanjutnya nitrat menuju lautan dalam
kadar yang cukup tinggi. Hal ini akan merangsang tumbuhnya algae dan tanaman
air lainnya. Kelimpahan unsur nutrisi nitrat ini dalam air disebut eutrofikasi.
Pengaruh negatif eutrokikasi ini ialah terjadinya perubahan keseimbangan
kehidupan antara tanaman air dan hewan
air. Dampak dari proses eutrofikasi yaitu peristiwa algae blooms.
Algae blooms
atau algae blooming merupakan kondisi dimana perairan mengalami ledakan
populasi alga atau ganggang yang membuat penampakan perairan menjadi hijau. Algae
blooms terjadi karena pengkayaan unsur hara seperti nitrat pada perairan
akibat dari pemupukan sehingga memberikan suplai makanan bagi alga untuk tumbuh
subur dan memperbanyak diri. Algae blooms ini akan menghalangi penetrasi
cahaya kedalam perairan yang tentunya memberi pengaruh terhadap organisme yang
ada pada perairan tersebut. Hal ini akan menyebabkan persaingan penggunaan
oksigen antara alga itu sendiri dengan hewan akuatik yang dipelihara seperti
ikan, udang, kepiting, teripang dan yang lainya (Tarigan, 2010).
Selain hal tersebut, algae
blooms juga dapat mempengaruhi kualitas air di perairan tersebut karena
suatu saat algae tadi akan mati secara massal akibatnya tejadi kembali
penumpukan bahan organik di dasar perairan. Eutrofikasi juga merangsang pertumbuhan
tanaman air lainnya, baik yang hidup di tepian seperti eceng gondok maupun di
dalam badan air seperti hydrilla. Oleh karena itulah maka di rawa-rawa
dan danau-danau yang telah mengalami eutrofikasi tepiannya ditumbuhi dengan
subur oleh tanaman air seperti eceng gondok (Eichhornia crassipes), hydrilla
dan rumput air lainnya
Sumber:
Jana,
I.W., Sudarmanto, I.G., dan Rusminingsih, S.K. 2014. Pengaruh Aktivitas
Pertanian Terhadap Kualitas Air Irigasi di Subak Tegalampit Payangan Gianyar. Skala
Husada, 2(1): 34-40.
Kualitas
Air Dan Eutrofikasi Waduk Riam Kanan di Kalimantan Selatan Brahmana, S.S.,
Summariani, Y., dan Ahmad, F. 2010. Prosiding Seminar Nasional, 1(1):
1-23.
Tarigan,
R. 2010. Eutrofikasi dan Problematikanya. Bandung: Sinar Abadi.
Nursyamsi D., Sulaeman, Mangku E. Suryadi, dan F. G. Berelaka.
2000. Kandungan Beberapa Ion di dalam
Sumber Air di Sub DAS Citarik dan DAS Kaligarang. Prosiding Seminar
Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanah dan Agroklimat.
Widodo P. 2008. Potensi
Pencemaran Air Tanah Oleh Penggunaan Pupuk Nitrogen Pada Tanaman Melon Di
Kecamatan Kebonarum Kabupaten Klaten. Penelitian Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Komentar
Posting Komentar